Dorongan Presiden Trump untuk melakukan pemekaran wilayah di Kongres pada pertengahan dekade, yang dimaksudkan untuk memperkuat kendali Partai Republik pada pemilu paruh waktu tahun 2026, sedang menghadapi kemunduran. Perkembangan terkini menunjukkan bahwa strategi tersebut mungkin tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan, dan bahkan bisa menjadi bumerang.
Partai Republik Indiana Menghentikan Penggambaran Ulang Peta
Pada hari Jumat, anggota Senat dari Partai Republik di Indiana mengumumkan bahwa mereka tidak akan melanjutkan rencana untuk menggambar ulang peta kongres negara bagian dengan cara yang menguntungkan partai mereka. Keputusan ini secara efektif menghilangkan potensi Partai Republik untuk mendapatkan kursi tambahan pada pemilu 2026 mendatang.
Konteks yang Lebih Luas: Pemekaran Wilayah pada Pertengahan Dekade
Secara tradisional, distrik kongres digambar ulang sekali dalam satu dekade setelah Sensus AS. Namun, awal tahun ini, Presiden Trump memulai upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mempercepat proses ini. Dia menekan anggota parlemen di Texas untuk menggambar ulang peta mereka, sehingga menciptakan lima distrik baru yang condong ke Partai Republik. Dorongan ini menyebar ke Missouri, North Carolina, dan Ohio, dengan berbagai tingkat keberhasilan.
Pada saat yang sama, para pemilih di Kalifornia menyetujui tindakan pemekaran wilayah yang diperkirakan akan menghasilkan lima kursi bagi Partai Demokrat. Virginia juga dapat membentuk hingga empat distrik Demokrat baru. Gerakan balasan ini membentuk kembali lanskap.
Mengapa Ini Penting bagi Trump
Awalnya, ekspektasinya adalah bahwa Partai Republik akan memperoleh keuntungan bersih dari pemekaran wilayah pada pertengahan dekade. Namun, dengan kekalahan Indiana dan kemenangan Partai Demokrat di California dan Virginia, hasil tersebut tidak lagi dapat dijamin.
Jika Partai Demokrat mencapai titik impas atau memperoleh kursi secara keseluruhan, mereka akan memiliki keuntungan yang signifikan menjelang pemilu paruh waktu tahun 2026. Secara historis, partai yang kehilangan kekuasaan akan mendapatkan keuntungan dalam pemilu paruh waktu, dan Partai Republik akan mempertahankan mayoritas tipis di DPR.
Potensi Konsekuensi dari DPR yang Demokratis
Mayoritas Partai Demokrat di DPR akan sangat menghambat agenda legislatif Presiden Trump dalam dua tahun terakhir masa kepresidenannya. Peningkatan pengawasan dan panggilan pengadilan dari Partai Demokrat juga akan menjadi tantangan besar bagi pemerintahannya. Konsekuensi ini bergantung pada hasil jangka menengah, namun peristiwa yang terjadi saat ini merupakan langkah nyata menuju arah tersebut.
Situasi ini menyoroti kompleksitas pemekaran wilayah dan bagaimana perubahan dinamika politik dapat melemahkan strategi yang bahkan agresif. Hasil pemilu tahun 2026 masih belum pasti, namun perkembangan saat ini menunjukkan bahwa kampanye pemekaran wilayah yang dilakukan Trump tidak berjalan sesuai rencana.
